Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Baca Juga


Wakil ketua komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi. (Foto : Dok)

 PURWAKARTA –itorkeruh.com Di musim penghujan ini seperti taun-taun sebelumnya pasti akan terjadi bencana banjir, berbagai faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir bahkan air hujanpun dijadikan kambing hitam dengan alasan tinghinya curah hujannya atau volume air hujannya sangat besar.

Namun salah satu faktor yang pasti menyebabkan terjadinya hujan yaitu gegara tangan-tangan jahil yang merusak alam dan lingkungan, salah satunya yaitu tidak menjaga hutan dengan baik dan benar yang ada malah menggundulinya.

Biasanya, beberapa kota merasa was-was kebanjiran saat memasuki musim penghujan yaitu kota-kota yang sudah berlangganan banjir. Salah satunya ibu kota negara Jakarta atau Provinsi DKI Jakarta, tidak lepas dari masalah banjir setiap tahunnya.

Wakil ketua komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, yang selalu konsisten terhadap lingkungan merasa prihatin karena bencana banjir selalu menjadi langganan setiap tahunnya. Dirinya melihat selama ini penangannya hanya dilakukan di hilir, tanpa melihat akar masalahnya yang terjadi di hulu yaitu rusaknya alam dan lingkungan.

“Jakarta selalu menjadi langganan banjir, sudah saatnya membenahi bagian hulu dengan cara mereboisasi hutan-hutan yang ada di hulu. Apalagi daerah hulu merupakan penunjung dari ibu kota negara, apa salahnya kalau Pemprov DKI Jakarta menggelontorkan anggaran untuk memperbaiki hutan di daerah hulu,” kata Dedi Mulyadi, melalui sambungan seluller.

Daerah hulu ibu kota negara yang dimaksud Dedi Mulyadi, yaitu bogor, bandung barat, cianjur dan purwakarta. Daerah-daerah ini merupakan penunjang ibu kota, bila hutan didaerah penunjang itu masih rusak bisa dipastikan banjir akan terus melanda wilayah jakarta.

“Saya tantang gubernur Anies untuk menggelontorkan anggaran 1 Triliyun, uang tersebut gunakan untuk melakukan perbaikan hutan di wilayah penunjang,” tambah Dedi Mulyadi, memberikan tantangan ke Anies untuk mengalokasikan anggaran reboisasi di hutan hulu sungai.

Bukan tanpa alasan mantan bupati dua priode ini memberikan tantangan kepada Anies, karena banyak perusahaan-perusahaan tambang dan perkebunan yang besar berkantor di jakarta.

“Mereka perusahan besar yang berkantor di jakarta mengambil hasil buminya di daerah, seperti pertambangan, hasil hutan dan lain-lain. Bayar pajaknya pasti di wilayah jakarta. Artinya ada pemasukan uang dari hasil pajak perusahaan yang masuk ke APBD DKI Jakarta, gubernur tinggal berbagi menganggarkan untuk reboisasi. Berani enggak?,” kata Dedi Mulyadi, memberikan argumen kenapa gubernur harus menganggarkan untuk reboisasi di wilayah penunjang ibu kota.

Saat saya menjabat bupati, kata Dedi, mengingat kilas balik saat dirinya menjadi bupati, saat itu yang menjadi gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pernah mengajukan proposal untuk menggelontorkan anggaran membenahi hutan di wilayah penyangga ibu kota.

“Saat itu pa Ahok responnya bagus, dengan mengirimkan stafnya untuk terjun ke lapangan melihat secara langsung hutan-hutan yang ada di sepanjang aliran sungai citarum. Namun sayangnya belum ada tindak lanjut,” kata Dedi Mulyadi, yang pernah menjabat bupati dua priode di Purwakarta.

Sekarang, saya ajukan kembali tantangan kepada gubernur untuk membantu memeprbaiki hutan di wilayah hulu dengan cara melakukan reboisasi. Atau membeli pohon-pohon milik masyarakat di sepanjang aliran sungai, kemudian pohon tersebut di pelihara jangan sampai di tebang.

“Banjir bandang yang terjadi di bogor, tepatnya di gunung mas itu hutannya tinggal 5%. Artinya kerusakannya sangat parah, aliran air dari hulu itu nanti jatuhnya pasti ke hilir yaitu ke wilayah DKI Jakarta. Kita kembalikan hutan disana minimalnya 30% atau bahkan lebih dari 30%,” jelas Dedi Mulyadi, yang tetap semangat untuk memperbaiki alam yang rusak sambil mengakhiri pembicaraan.

Tantangan wakil ketua komisi IV DPR RI kepada gubernur DKI Jakarta tersebut, merupakan tantangan demi untuk kebaikan masa depan anak cucu negeri ini. Kalau tidak di mulai dari pimpinan diatas, untuk berbuat kebaikan terutama untuk alam sehingga akan menjadi contoh bagi masyarakat yang dibawah perlunya kita menjaga alam lingkungan. (Adej))



«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Top
close
Banner iklan disini