Baca Juga
Itorkeruh.com.Sidang Paripurna dalam rangka Hari Jadi Purwakarta ke 194 dan Kabupaten Purwakarta ke 57 digelar di Gedung DPRD Purwakarta pada Minggu, 20 Juli 2025.
Hadir dalam Sidang Paripurna tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein dan unsur Forkopimda Kabupaten Purwakarta, dan unsur masyarakat lainnya.
Ketua DPRD Purwakarta Sri Puji Utami menuturkan sidang paripurna dalam rangka Hari Jadi Purwakarta ke 194 dan Kabupaten Purwakarta ke 57, mengelar tema “Ngurus Lembur Nata Kota, Ngosrek Purwakarta Istimewa”
“Hal ini menjadi langkah dan harapan yang bisa mewujudkan kabupaten Purwakarta, yang maju, mandiri selamanya dari segala aspek kehidupan, ” ungkap Sri Puji Utami, saat membuka sidang Paripurna tersebut.
keistimewaan yang didapat dari itu, kata Puji, terdiri dari segala dimensi pembangunan yang mengutamakan, kualitas sumber daya manusia, infrastruktur yang mencukupi, perekonomian yang tangguh, serta tata kelola pemerintah yang bagus.
“Ngosrek memiliki arti, Ngored, Bebersih dan Berseka. Memiliki makna persatuan, kerjasama, dan komitmen yang merupakan hal penting dalam mewujudkan purwakarta yang terurus, tertata dan patuh taat pada kodrat alam dan identitas Purwakarta.
Puji menuturkan, tema tersebut sejalan dengan visi dan misi rancangan pembangunan jangka menengah Kabupaten Purwakarta tahun 2025-2029 yang sudah selesai disahkan dalam rapat Paripurna DPRD Kabupaten Purwakarta.
Dalam sambutan ,Bupati Purwakarta, H. Saiful Bahri Binzein, dalam pidatonya menegaskan komitmennya untuk memimpin dengan integritas.
“Lebih baik menjadi pemimpin yang bijaksana daripada sekadar mengejar jabatan tanpa makna. Kepemimpinan harus dijalankan demi kemaslahatan masyarakat Purwakarta,” ujarnya.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi membangun daerah. “Mari jaga persatuan dan bergerak maju menuju Purwakarta yang lebih sejahtera,” tambahnya.
“Saya pernah menjabat sebagai Ketua DPRD, Bupati, dan kini Gubernur. Ini membuktikan kolaborasi antarlembaga sangat penting, terutama di momentum hari jadi seperti ini,” katanya.
Ia mengingatkan prinsip Teori Sunda seperti ‘ngajauhan kurangna deget’ (menjauhkan gesekan) dan ‘ngartos’ (saling memahami) sebagai pegangan bersama.
Gubernur juga menekankan pentingnya ketahanan pangan. “Kita harus serius membangun sistem pangan berkelanjutan. Jika tidak waspada, produk kita bisa kalah bersaing di pasar sendiri,” tegasnya.
“Peringatan Hari Jadi Purwakarta 194 Purwakarta, sejalan dengan peraturan daerah nomor 2 tahun 2006, yang sejarahnya mendasar dari surat Desluit nomor 2 tanggal 20 Juli tahun 1831, terkait penamaan wilayah yang disebut Purwakarta, ” ungkap Puji.
Selanjutnya, peringatan Kabupaten Purwakarta ke 57, memiliki dasar Undang-undang nomor 4 tahun 1968, terkait pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang.
“Peringatan hari jadi tersebut, juga berdasarkan hasil rapat badan musyawarah tanggal 1 Juli 2025, sudah diputuskan, rapat paripurna DPRD dalam rangka Hari Jadi Purwakarta dan Hari Jadi Kabupaten Purwakarta, dilaksanakan pada Minggu, 20 Juli tahun 2025,” ungkapnya.
Peringatan Hari Jadi Purwakarta yang digelar tiap tahunnya, oleh semua elemen Purwakarta, bukan hanya perayaan yang tidak memiliki makna, melainkan ada harapan anu utama untuk kemajuan Kabupaten Purwakarta(***)